Niatan Presiden Joko Widodo yang hendak memajukan Indonesia sebagai
poros maritim mendapat dukungan dari parlemen yang dikuasai Koalisi
Merah Putih (KMP). Bahkan bentuk dukungan dari KMP itu diwujudkan dengan
pemekaran komisi maritim di DPR. Efektifkah pembentukan komisi maritim
untuk mewujudkan visi Maritim dari Jokowi atau malah membebani keuangan
negara?
KIH dengan KMP menemui kata sepakat untuk bersatu kembali dan
membubarkan DPR tandingan. Ketentuan itu terjalin setelah KMP memenuhi
permintaan KIH untuk mendapat 21 kursi pimpinan di alat kelengkapan DPR.
21 Kursi dimaksud adalah 11 posisi wakil di semua komisi sebagai kursi
tambahan, kemudian 10 kursi wakil ketua di badan-badan DPR yaitu BURT
(Badan Urusan Rumah Tangga), Baleg (Badan Legislasi), BKSAP (Badan
Kerjasama antar Parlemen) dan Banggar (Badan Anggaran).
Menanggapi hal tersebut, kubu KIH menyatakan visi maritim
pemerintahan Jokowi-JK memang harus didukung parlemen. Namun, tak juga
harus membentuk komisi baru di bidang kemaritiman, bisa saja
memaksimalkan kemitraan dengan komisi-komisi yang ada. Sehingga wacana
pembentukan komisi maritim ini perlu dibahas lebih lanjut.
"Opsi itu perlu pendalaman. Tapi komitmen kita jelas untuk mendukung
pemerintah mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia," ujar
Charles Honoris, anggota Fraksi PDI Perjuangan, Senayan, Senin (10/11).
Ia juga menekankkan belum adanya sikap resmi fraksi menghadapi wacana
ini.
Saat ini kepentingan China dalam pembangunan konektifitas dan zona
perdagangan bebas di asia pasifik adalah berada pada pertarungan jalur
perdagangan yang akan didorong oleh China. Salah satu yang mengemuka
saat ini terkait dengan China silk road belt, yang akan
menghubungkan jalur darat dan laut di kawasan Asia sehingga poros
maritim Indonesia akan menjadi bagian dari jalur perdagangan yang akan
dibangun China kedepannya.
"Apakah agenda poros maritim yang dibawa oleh Jokowi akan benar-benar
memberikan dampak terhadap kesejahteraan rakyat atau sekedar
memfasilitasi investasi asing sebagai alat memulihkan perekonomian
global khususnya di US dan China saat ini," ungkap Manager Riset &
Monitoring Indonesia for Global Justice (IGJ ), Rachmi Hertanti kepada Gresnews.com, Senin (10/11).
Dengan melihat gelagat Indonesia di kancah internasional beberapa waktu
ini, ia mengingatkan jangan sampai poros maritim nantinya malah hanya
membuka jalur perdagangan global yang lebih membuka pintu impor karena
terkoneksi dengan jalur perdagangan global.
Sumber Gresnews.com
Home » Anak Dari Luntungan »
caleg 2014 »
Caleg lolos »
Charles Honoris »
Charles Honoris Pemilu 2014 »
Charles Honoris Profil »
Charles Taruna Merah putih
» Menakar Efektifitas Komisi Maritim Mengawal Poros Maritim
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Menakar Efektifitas Komisi Maritim Mengawal Poros Maritim "
Posting Komentar